Acara yang dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Presiden Toyota Motor Corporation (TMC) Koji Sato ini bukan hanya perayaan angka, tetapi juga deklarasi penting mengenai peningkatan peran Indonesia dalam peta jalan global Toyota.
Pencapaian 3 juta unit ekspor sejak pengapalan perdana pada 1987 ini menjadi validasi atas kualitas dan daya saing industri manufaktur otomotif nasional.
Di tengah perayaan ini, Presiden TMC Koji Sato secara resmi mengumumkan visi baru untuk Indonesia.
“Ke depannya, kami akan memperkuat peran Indonesia sebagai pusat Research and Development (R&D) dan ekspor untuk Global South,” ujar Presiden Toyota Motor Corporation, Koji Sato.
“Bersama para mitra, kami terus berupaya untuk menciptakan kendaraan yang semakin berkualitas, untuk masyarakat Indonesia, dan kemajuan bangsa yang hebat ini.”
Kisah di Balik Angka dan Akselerasi yang Tajam
Pencapaian ini menandai akselerasi signifikan dalam 37 tahun sejarah ekspor, didukung total investasi Rp100 triliun dan kontribusi pada 360.000 tenaga kerja di ekosistem industri. Foto: TMMIN
Fokus pada angka menunjukkan narasi pertumbuhan yang eksponensial. Jika 37 tahun dibutuhkan untuk mencapai 3 juta unit, data historis menunjukkan adanya akselerasi yang tajam dalam beberapa tahun terakhir:
Ekspor Perdana ke 1 Juta Unit: Membutuhkan waktu 31 tahun (1987 – 2018).
Dari 1 Juta ke 2 Juta Unit: Hanya membutuhkan 4 tahun (2018 – 2022).
Dari 2 Juta ke 3 Juta Unit: Dicapai hanya dalam 3 tahun (2022 – 2025).
Akselerasi ini membuktikan peningkatan kepercayaan global terhadap produk rakitan Indonesia.
Hal ini didukung ekosistem industri yang solid, di mana Toyota Group telah menanamkan total investasi mencapai Rp100 triliun, melibatkan lebih dari 240 pemasok Tier-1, 520 pemasok Tier-2 & 3, dan menyerap lebih dari 360.000 tenaga kerja.
Tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) produknya pun kini mencapai lebih dari 80%.
Mesin Ekonomi dan Kontributor Utama Neraca Perdagangan
Secara kumulatif, TMMIN telah memproduksi 10 juta unit kendaraan, dengan 3 juta di antaranya berhasil menembus pasar ekspor ke lebih dari 100 negara.
Kinerja ekspor model spesifik menunjukkan kontribusi signifikan, seperti Avanza (lebih dari 40.000 unit/tahun) dan Agya (lebih dari 30.000 unit/tahun).
Yang lebih penting, Indonesia telah menjadi basis produksi dan ekspor untuk kendaraan elektrifikasi.
Total volume gabungan untuk Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid telah melampaui 39.000 unit, sinyal kuat kesiapan industri nasional dalam transisi energi.
Kontribusi industri manufaktur ini terhadap PDB nasional tercatat mencapai 18,98% pada 2024.
“Berkat kekuatan industri manufaktur dan komitmen terhadap kualitas, Toyota Indonesia telah memproduksi 10 juta unit dan mengekspor 3 juta unit kendaraan, membuktikan bahwa talenta Indonesia siap bersaing di pasar global,” ucap Presiden Direktur PT. TMMIN, Nandi Julyanto.
Secara keseluruhan, pencapaian 3 juta unit ekspor ini bukan sekadar seremoni. Tapi penegasan posisi tawar Indonesia di kancah global.
Deklarasi Indonesia sebagai hub R&D dan ekspor untuk Global South oleh pimpinan tertinggi Toyota merupakan sebuah sentimen positif sangat kuat, menandakan era baru di mana Indonesia tidak hanya berperan sebagai perakit, tetapi juga sebagai pusat inovasi dan pengembangan produk otomotif untukpasardunia.